Minggu, 27 Desember 2009

ESTETIKA DAN SIMBOLISME


Dalam wacana dunia kesenirupaan dan budaya benda, pembicaraan estetika yang penting adalah mengupas simbolisme. Hal itu karena manusia bukan saja sebagai makhluk pembuat alat, melainkan juga makhluk pembuat simbolmelalui bahasa-bahasa visual. Terdapat kedekatan yang erat antara simbolisme yang digagas oleh Cassirer dan Langer, serta pemahaman simbolisme di Indonesia pada umumnya.

Ernst Cassirer (1874-1945)

Ernst Cassirer (1874-1945) adalah seorang filsuf kebudayaan yang terkenal dengan karyanya Philosophy of Symbolic Form. Cassirer adalah seorang Yahudi yang kemudian diangkat menjadi guru besar di Yale University. Cassirer berpendapat bahwa dengan adanya simbol, manusia dapat menciptakan suatu dunia kultural yang didalamnya terdapat bahasa, mitos, agama, kesenian dan ilmu pengetahuan. Manusia tidak dapat diartikan sebagai substansi, tetapi harus dimengerti melalui gagasan-gagasannya yang amt fungsional.

Bagi Cassirer, keindahan tergolong gejala manusiawi yang sangat jelas penampakkannya, untuk menjelaskan sifat dan kodratnya tidak diperlukan teori-teori metafisika yang kompleks dan rumit. Keindahan ialah bagian dan wilayah pengalaman manusiawi. Namun demikian, dalam pemikiran filsafat, gejala sebagai buah hasil kegiatan teoretis, maka perlu menganalisis kaidah-kaidah logis yang mendasari kegiatan kesenian itu. Namun dalam hal ini, logika sendiri tidak lagi berupa keseluruhan yang homogen. Logika harus dibagi menjadi bagian-bagian yang relatif mandiri dan terpisah satu sama lain.

Susanne K.Langer

Dalam kajian makna, proses simbolisasi suatu objek estetik menjadi penting karena makna secara tajam dapat diamati pada proses penyimbolan satu fenomena atau juga penyimbolan gagas estetik. Untuk itu, peranan Langer dalam memaparkan teori-teori simbol menjadi lebih penting.

Simbol yang “diskursif” atau yang nalar dalam lingkup Neopositivisme, merupakan simbol logika modern untuk melakukan berbagai analisa pengungkapan. Simbol-simbol ini secara jelas terlihat dalam kontruksi logika kebahasaan. Tiap simbol mewakili satu nama, sehingga deretan simbol akan tersusun menurut aturan sintaksis tertentu yang menghasilkan suatu gambaran mengenai satu kenyataan tertentu. Simbol diskursif menyiratkan suatu struktur yang dibangun oleh berbagai unsur teratur yang dapat dipahami maknanya. Tidak diaatinya aturan yang menghubungkan unsur tersebut, menyebabkan tak adanya struktur yang jelas dan kaburnya makna simbol itu. Dalam suatu kalimat, tak ditaatinya hukum sintaksis akan menyebabkan kalimat itu kehilangan maknanya sehingga tak dapat dipahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar